Monday

Toyota Usulkan Rotasi Produksi di Jepang

Tokyo, 28 Maret 2011 - Krisis pasokan listrik hingga 15 persen di Jepang akibat bencana alam pada 11 Maret lalu membuat semua industri lumpuh, tak terkecuali otomotif. Kondisi ini lantas mendorong Toyota Motor Corporation (TMC) mengusulkan opsi rotasi produksi antara pabrik-pabrik perakitan mobil di Negeri Sakura itu.

Masami Doi, juru bicara Toyota, seperti dilansir Bloomberg, Senin (28/3/2011) ini, menyatakan, Asosiasi Manufaktur Otomotif Jepang (Japan Automobile Manufacturers Association/JAMA) perlu mempertimbangkan untuk mengembalikan produksi pabrik secara bergantian dari seluruh merek yang ada. Tanpa ada kerja sama semua pihak, industri sulit beradaptasi dengan defisit pasokan listrik.

Para petinggi otomotif Jepang dalam waktu singkat dikabarkan segera bertemu untuk membicarakan penentuan jadwal rotasi. Opsi ini menjadi salah satu alternatif bagi prinsipal untuk menghindari penghentian produksi total (blackout). Pilihan lain yang mungkin dibicarakan, pengurangan konsumsi tenaga listrik pada tiap-tiap pabrik sehingga pasokan yang terbatas cukup untuk semua merek.

Terkait rencana ini, Masami Doi mengaku belum ada keputusan yang diambil bersama. Sementara Toshitake Inoshita, juru bicara Nissan Motor Company, menjelaskan hal senada, belum ada diskusi di antara merek otomotif lain di Jepang, baik menyangkut opsi rotasi maupun yang lain. Namun, Toshitake yakin, semua prinsipal rela bahu-membahu untuk saling menghemat tenaga listrik yang masih tersisa.

Ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir milik Tokyo Electric Power Company di Fukushima Daiichi mengakibatkan pasokan berkurang 15 persen dari kebutuhan yang ada. Akibatnya, hampir seluruh produksi prinsipal otomotif terhenti karena setiap hari kekurangan pasokan 8.500 megawatt dan pada posisi puncak mencapai 55.000 megawatt.

Menurut lembaga peneliti IHS Automotive, jika kondisi produksi otomotif di Jepang tak kembali beroperasi dalam enam bulan setelah bencana alam, maka potensi produksi yang hilang mencapai 100.000 unit per hari dari posisi sebelumnya sampai 280.000 - 300.000 unit per hari.

JAMA juga menginformasikan, sedikitnya 500 produsen komponen mengalami masalah produksi karena pabriknya terkena dampak bencana alam. Mereka memasok komponen, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

No comments:

Post a Comment